Kerusuhan serta tindak kekerasan yang terjadi di Sampang, Madura, Jawa Timur adalah salah satu bukti kurang seriusnya Pihak Kepolisian dalam menyelesaikan perkara tersebut. Hal ini dikemukakan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhono dalam Rapat Kordinasi yang diadakan secara mendadak. Kasus sampang dianggap sangat serius, sehingga membuat para pejabat negara harus duduk bersama untuk mencari solusi terbaiknya.
Seperti yang kita ketahui, kerusuhan ataupun bentrok di Sampang Madura ini bermula dari sekelompok orang yang berasal dari kelompok Tajul yang berniat ke Kota Malang untuk melakukan Silahturahmi Idul Fitri, karena suasananya pun masih suasana lebaran. Namun isu yang berkembang luas adalah mereka ke Pasuruan untuk mendatangi seorang imam Syiah yang memicu kemarahan Pihak Syuni sehingga menyerang dan membakar rumah milik kelompok Syiah.
Seperti yang diberitakan Detik, bahwa telah terjadi pembakaran dan pengrusakan rumah milik Ibu Kyai Tajul yang dilakukan oleh kurang lebih 1000 orang masa yang datang dengan membawa senjata tajam, demikian penjelasan Heru melalui surat elektronik.
Dan untuk mengatasi kerusuhan ini, aparat dari Brimob Polda Jatim mengerahkan 160 orang dan telah diperkuat 2 SSK Yon 500/R dari Kodim Sampang. Dan akibat aksi massa ini kerugian material yaitu 5 unit rumah terbakar, dua orang meninggal dunia, dan lima orang terluka termasuk Kapolsek Sampang.
Semoga warga negara indonesia tidak mudah terpancing isu isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan. Sebab isu isu seperti itu sangat mudah sekali memecah belah persatuan dan kesatuan kita. Semoga saja seluruh warga Indonesia cepat belajar dari kasus ini sehingga bisa saling menghormati siapa saja yang ada di Tanah Air Tercinta Ini.
Monday, August 27, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment